Ketika bermain, seorang anak juga akan belajar melalui trial and error sehingga mempunyai pengalaman dunia nyata. "Anak perlu pengalaman langsung dan konkret sebab kapasitas kognitif anak kecil belum siap belajar sesuatu yang abstrak. Dengan bermain, ada tiga area perkembangan anak yang akan terpacu, yakni motorik, kognitif, dan sosial. Sisi motorik anak akan terangsang sebab mereka bergerak dan menggunakan seluruh senses dan anggota tubuhnya. "Kecerdasan atau kognitifnya juga terasah sebab dari tidak tahu, anak menjadi tahu.
Anak juga akan mengerti perbedaan antara milik sendiri dan milik temannya. "Bermain dalam kelompok juga akan membantu mengembangkan rasa percaya diri anak dan bermanfaat untuk kemampuan sosialnya. Ia juga akan belajar cara mengekspresikan idenya.
Syarat utama dari kegiatan bermain adalah menyenangkan dan aman. Mayke juga menyarankan agar alat permainan dan jenis permainan disesuaikan dengan usia dan keunikan anak. "Apabila anaknya tergolong aktif dan tidak bisa diam, kita bisa memilihkan permainan yang membuatnya terus bergerak, misalnya memasukkan bola ke dalam keranjang sesuai warnanya. Anak jadi bisa tetap berlari-lari, tetapi juga belajar mengenal warna.
Bermain memang tidak selalu harus menggunakan alat, tetapi pada umumnya anak menyukai mainan. Dalam memilih mainan untuk anak, ada beberapa petunjuk yang bisa dipakai, seperti apakah mainan itu aman digunakan dan apakah mainan tersebut sesuai dengan tahap perkembangan anak. Untuk mengetahuinya, biasanya di dalam kemasan buatan pabrik tertera usia yang cocok untuk permainan tersebut.
Sumber : kompas.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar